Entah sudah berapa lama kita
berpisah. Memutuskan untuk mengakhiri kisah cinta kita hanya karena kejenuhan yang
mampir. Harusnya kita bisa memikirkan baik-baik tentang keputusan yang akan
kita ambil pada saat itu.
Jika jenuh, mengapa kita tidak mencoba untuk bertahan
pada saat itu? Toh, pada akhirnya kita akan saling merindukan satu sama lain,
kita akan tetap saling memikirkan. Ya lucu memang. Kita bisa mengakhiri sebuah
hubungan karena kejenuhan semata. Padahal kita bisa mencoba hal hal baru, atau
sekedar memperbaiki hubungan kita sehingga kejenuhan itu akan hilang
sendirinya.
Jika kita ingin mencoba untuk
tetap bertahan, kita akan bertahan pada rasa jenuh yang menghampiri itu.
Mungkin kita akan dapat bersatu hingga saat ini. mungkin kita takkan terlihat
seperti orang asing yang tidak saling mengenal saat ini. mungkin kita masih
bisa untuk ya sekedar tertawa bersama, mengobrol, menonton film, ya segalanya
yang kita bisa lakukan bersama.
Lalu aku teringat ketika kamu
selalu setia di sisiku. Mendengarkan segala keluh kesah ku, mendengarkan segala
hal-hal gila yang selalu aku pikirkan dan kamu akan tertawa mendengarkannya,
lalu aku bisa menceritakan merananya diriku karena idola-ku belum juga mem-follow ku di Twitter. Dan kita yang akan selalu rutin untuk pergi menonton film
ketika tanggal hari jadi kita. hft banyak hal yang aku rindukan.
Andai saja kita dapat kembali
seperti awal lagi.
Jujur, memandangi wajahmu dari
kejauhan adalah kesukaanku. Entah mengapa setiap aku bosan, aku selalu refleks
untuk memandangimu. Memandangimu dari kejauhan sudah dapat membuatku
senyam-senyum sendiri.
Salah satu hal yang aku sukai adalah
saat aku menatap wajahmu, kamu sedang menatapku juga saat itu. Mata kita saling
berpandangan untuk sekian detik lalu kita pura-pura dengan ke-munafikan
membuang muka. Layaknya kita hanya tidak sengaja saling berpandangan seperti
itu.
Aku dapat merasakan jika rasa itu
masih ada. Akui saja jika rasa itu masih membekas di lubuk hatimu. Tidak
sesekali aku melihatmu sedang memandangku.
Oh jika rasa itu masih ada,
mengapa kita tidak bisa kembali seperti dahulu lagi?
Mengapa kau tidak mencoba untuk
ya sekedar menyapa ku, atau apalah. Mengapa kita tidak mengulang dan mencoba
untuk memperbaiki sejak awal lagi?
Apakah aku harus menunggumu
sampai kau ungkapkan perasaanmu kepadaku? Lalu, harus sampai kapan aku menunggu
nantinya?
Apakah setelah sekian lama aku
menunggumu kamu akan mengungkapan perasaan itu juga?
Halah, banyak sekali pertanyaan
yang memenuhi kepalaku ini.
Hft, apa aku terlalu yakin ya
jika kamu masih memiliki rasa untukku? Lalu bagaimana jika ternyata kamu sudah
tidak memiliki perasaan apa-apa kepadaku? Apakah semua penantian ku nantinya
akan sia-sia?
Yah yasudahlah aku berharap saja
jika kamu akan kembali kepadaku . jika tidak, aku berharap bahwa aku dapat
memandang wajahmu , memandangi dirimu tetapi tak ada rasa yang aku rasakan.